Sapaan Gembala - Saat Konflik Datang, Kasih Harus Menang

Kamis, 24 April 2025 oleh Sdr. Hans Takwa Walfred Sinaga

Pada tanggal 12 Februari 1939 dicapai persetujuan bersama antara Sinode Gereja Kristen Pasundan dengan Sinode THKTKH Jawa Barat (sekarang GKI Sinwil Jabar) yang isinya menyetujui pemisahan antara Jemaat THKTKH dengan Jemaat GKP. Buahnya tanggal 5 Maret 1939 terbentuklah dua jemaat, yakni Jemaat THKTKH Jawa Barat Sukabumi dan Jemaat GKP, meskipun pada saat itu masih mempergunakan di satu gedung yang sama. 

Pada tahun 1973 Panitia pembangunan Gereja berhasil membeli sebidang tanah di Jl. Tarikolot No. 9 (sekarang Jl. Zaenal Zahse No.15). Sampai sebelum GKI Penginjil dilembagakan pada tanggal 31 Agustus 1993, di kota Sukabumi ya cuma ada GKI Sukabumi. Setelah itu GKI Sukabumi berubah nama menjadi menjadi GKI Zaenal Zahse.  (Menarik juga sih sekiranya nama jalan itu tidak berubah jadi Zaenal Zahze, GKI Sukabumi akan bernama GKI Tarikolot.)

GKI Zaenal Zahse adalah Jemaat paling selatan dalam ruang lingkup GKI Klasis Jakarta Selatan. Sehingga setiap ada acara-acara Klasis yang diselenggarakan di daerah Jakarta, anggota jemaat perlu berangkat paling tidak 4-6 Jam sebelum acara itu dimulai. Uniknya anggota jemaat semangat jika harus berangkat ke Jakarta. Saking semangatnya ada guyonan “gak bisa dengar mobil gereja menyala, karena pasti rebutan kursi.”

Yang akan menyapa kita dalam SG-GKI hari Kamis 24 April 2025 adalah kader pendeta GKI bernama Hans Takwa Walfred Sinaga. Hans lahir di Jakarta, 16 September 1999 (lebih muda ketimbang anak bungsu kami). Ayahnya bernama Humala Sinaga dan ibu Novi Chrisnawati Rahayu. Mungkin kita mengira nama Takwa adalah doa orang tua Hans agar dia ber-“takwa”. Namun menurut Hans alasan utamanya adalah singkatan asal suku ayah (BaTak) dan ibu (JaWa). Hans yang adalah alumnus STFT Jakarta (lulus tahun 2020) kini sedang menjalani proses Tahap Perkenalan di GKI Zaenal Zahse, Sukabumi.

(Pengantar dari catatan terdahulu yang disunting oleh Ronny N., video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dari kantor Sinode GKI)