Sapaan Gembala - Percayakan Semua Kepada Tuhan

Senin, 03 Maret 2025 oleh Pnt. Isaac Abimanyu

Namanya Isac Abimanyu. Calon pendeta yang sedang menjalani Tahap Orientasi di GKI Temanggung. Isac yang adalah anak keempat dari lima bersaudara dalam keluarga pasutri Denny Suganda dan Jane Kaligis ini dilahirkan di Bogor. Menempuh pendidikan dasar - menengah atas di Cianjur. Lalu kuliah D3 Perkebunan kelapa sawit di IPB (2010-2012), kerja 4 tahun di kebun sawit di Papua (2012-2016), sebelum akhirnya kuliah teologi di STFT Jakarta (2017-2021).

Isac menulis begini: ”Saya tidak perlu menyebut kapan saya lahir, karena usia hanyalah angka—dan angka bisa menipu. (Sebenarnya dalam edisi sebelumnya ketika Isac mengisi layanan SG-GKI ini tanggal lahirnya sudah disebutkan. Tapi supaya Isac senang ya sekarang saya tidak menuliskannya. Yang pasti senang kalau Isac tidak terlalu mempersoalkan angka aalah Bendahara MJ, kaena berapapun JKHP yang diberikan tidak akan dipersoalkan oleh Isac, kaena JKHP hanyalah angka) Yang jelas, perjalanan saya cukup unik: dari mengelola perkebunan sawit ratusan hektar, hingga akhirnya "tersesat" di ladang teologi. Bisa dibilang, hidup saya adalah bukti nyata bahwa rencana manusia sering kali hanya jadi catatan kecil yang Tuhan edit sesuka-Nya._ 

Menempuh studi teologi bukan sekadar pilihan akademik, tapi sebuah perjalanan spiritual yang membawa saya ke berbagai tempat. Mulai dari pelayanan dengan anak muda yang penuh semangat, hingga kini harus melayani jemaat senior yang penuh kebijaksanaan (dan penuh cerita masa lalu). Dari seminar-seminar nasional hingga konferensi internasional, saya belajar bahwa hidup adalah rangkaian perencanaan yang sering kali dibelokkan oleh Tuhan ke arah yang lebih tak terduga.

Lalu, apa yang membuat saya memilih jalan ini? Kalau mau jawaban singkat: karena panggilan Tuhan lebih kuat dari rencana manusia. Kalau mau jawaban yang lebih jujur: mungkin ada masa-masa ketika saya bertanya-tanya sendiri, “Tuhan, serius? Mau bawa saya ke mana lagi setelah ini?”

Sepanjang perjalanan, saya telah melalui banyak pengalaman yang berharga. Ada momen suka, ada juga yang… yah, mari kita sebut saja sebagai ujian iman yang membentuk karakter. Ada saat di mana segalanya terasa seperti berjalan sesuai rencana, tapi ada juga saat di mana Tuhan dengan lembut—atau kadang dengan cukup dramatis—menunjukkan bahwa rencana manusia hanyalah sebuah sketsa, sedangkan karya-Nya yang menentukan hasil akhirnya.

Dan hari ini, dalam sebuah momen reflektif yang mungkin juga sedikit melankolis, saya kembali menyapa kalian. Dengan renungan yang lahir dari pengalaman, pergumulan, dan refleksi panjang, saya ingin berbagi sesuatu yang mungkin juga kalian alami: bagaimana kita sering kali berusaha menggenggam terlalu erat, padahal yang Tuhan inginkan adalah kita belajar melepaskan dan percaya.

Dlm SG-GKI Senin 3 Maret 2025 kita disapa lagi oleh Pnt. Isac Abimanyu yang sedang melankolis. (Awalan dari catatan terdahulu yang disunting oleh Ronny N, sharing Pnt. Isac, video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dari kantor Sinode GKI)