Sapaan Gembala - Tidak Cukup Dicapkan Tapi Harus Dilakukan

Selasa, 22 Oktober 2024 oleh Pdt. Yudhi Kristanto

Di Jakarta ada daerah yang bernama Lebak Bulus. Di Surabaya ada Lebak Jaya. Bedanya belum ada GKI Lebak Bulus tapi sudah ada GKI Lebak Jaya. Kali ini kita kembali disapa oleh pendeta GKI Lebak Jaya yang bernama Yudhi Kristanto. Alumnus STTh Duta Wacana (skr Universitas Duta Wacana) ini lahir di Blora. Semasa remaja ia aktif di Komisi Remaja GKI Blora. 

Setelah menempuh proses kependetaan di GKI akhirnya Yudhi ditahbiskan menjadi Pendeta pertama di GKI Kebonagung–Malang yang termasuk Jemaat GKI Sinode Wilayah Jatim pada tanggal 25 Oktober 1999 (wuih pas aq ultah nih). Di Jemaat inilah Pdt. Yudhi bertemu dengan jodohnya yang bernama Ratna Ardhanie.

Dalam masa pelayanan di GKI Kebonagung ini ia sempat studi lanjut di Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang pada tahun 2003 dan selesai tahun 2006. Setelah 10 tahun melayani di GKI Kebonagung (bagian dari Klasis Madiun), Pdt. Yudhi mendapat kesempatan untuk mutasi, dan pada tanggal 12 Mei 2008 diteguhkan sebagai pendeta GKI dengan basis pelayanan di GKI Lebak Jaya-Surabaya (termasuk Klasis Banyuwangi) yang dilayaninya sampai sekarang.

Ini sharing Pdt. Yudhi: ”Dulu, saya pernah mempunyai rekan pelayanan di lingkup yang lebih luas dari Jemaat GKI lain yang pada waktu itu tidak pernah memakai sepatu, sehingga saya kemudian kepo bertanya kepada beliau: Mengapa beliau tidak pernah memakai sepatu dan hanya memakai sandal? Beliau menjawab bahwa kakinya sakit asam urat sehingga mata kakinya membengkak dan terasa sakit jika memakai sepatu. Nah di lain waktu (beberapa tahun kemudian) saya bertemu dengan beliau lagi karena kembali kami berpelayanan bersama di lingkup yang lebih luas ketika saya sudah berpindah pelayanan di Jemaat Surabaya, ternyata beliau sudah bisa memakai sepatu atau dengan kata lain berarti kaki beliau sudah sembuh dari asam urat. Maka sayapun bertanya lagi: Apakah sakit asam uratnya sudah sembuh? Dan beliau menjawab Sudah. Maka dengan penasaran saya bertanya lagi: Minum obat apa? (sambil mengingat bahwa ibu saya juga memiliki sakit asam urat yang cukup parah, siapa tahu obatnya juga cocok untuk ibu saya), dan penatua ini menjawab: BERDOA. Saya kemudian bertanya lagi dengan setengah tidak percaya atau tepatnya meragukan perkataannya (karena biasa anggota Jemaat GKI lebih rasional jawabannya) dan berkata: Yang bener pak? Dan Beliau mengatakan: Pendeta kok nggak percaya “DOA”.  Sayapun tersentak dan terdiam dengan tentu agak malu mendengar perkataan yang mungkin tidak biasa diucapkan oleh “anggota Jemaat GKI” itu.
 
(Cerita saya ini bisa dihentikan sampai di sini saja), meskipun sebenarnya ada kelanjutannya yang lebih panjang karena kemudian saya menerapkan “RESEP” itu untuk saya sendiri yang alergi makan ayam potong, dimasak apapun, dan ternyata setelah berdoa saya sempat sembuh alias berhasil. Dan rekan-rekan pelayanan di lingkup yang lebih luas (termasuk seorang rekan pendeta) yang tahu saya alergi kalau makan ayam potong ketika melihat saya sudah sembuh sempat bertanya seperti saya dulu: Minum obat apa? Dan ketika saya berkata: Berdoa. Eh dia tertawa dan saya menjawab seperti rekan penatua itu: Pendeta kok tidak percaya doa. Nah rekan lain yang mendengar perkataan saya itu ikut tertawa.”

Pdt. Yudhi Kristanto menyapa kita lagi  dalam SG-GKI hari Selasa 22 Oktober 2024. Rekan Yudhi, selamat menyongsong 25 tahun usia pelayanan selaku pendeta GKI. Tuhan tetap memberkati hidup dan pelayananmu. Jangan lupa BERDOA. 
(Awalan dari catatan terdahulu yg disunting oleh Ronny N., sharing Pdt.Yudhi, video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dr kantor Sinode GKI)

Di Jakarta ada daerah yg bernama Lebak Bulus. Di Surabaya ada Lebak Jaya. Bedanya belum ada GKI Lebak Bulus tapi sdh ada GKI Lebak Jaya. Kali ini kita kembali disapa oleh pendeta GKI Lebak Jaya yg bernama Yudhi Kristanto. Alumnus STTh Duta Wacana (skr Universitas Duta Wacana) ini lahir di Blora. Semasa remaja ia aktif di Komisi Remaja GKI Blora. 

Setelah menempuh proses kependetaan di GKI akhirnya Yudhi ditahbiskan menjadi Pendeta pertama di GKI Kebonagung–Malang yg termasuk Jemaat GKI Sinode Wilayah Jatim  pd tgl 25 Oktober 1999 (wuih pas aq ultah nih). Di Jemaat inilah Pdt. Yudhi bertemu dng jodohnya yg bernama Ratna Ardhanie.

Dlm masa pelayanan di GKI Kebonagung ini ia sempat studi lanjut di Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang pd thn 2003 dan selesai thn 2006. Setelah 10 thn melayani di GKI Kebonagung (bagian dr Klasis Madiun), Pdt. Yudhi mendpt kesempatan utk mutasi, dan pd tgl 12 Mei 2008 diteguhkan sbg pendeta GKI dng basis pelayanan di GKI Lebak Jaya–Surabaya (termasuk Klasis Banyuwangi) yg dilayaninya smp sekarang.

Ini sharing Pdt. Yudhi: ”Dulu, saya pernah mempunyai rekan pelayanan di lingkup yang lebih luas dari Jemaat GKI lain yang pada waktu itu tidak pernah memakai sepatu, sehingga saya kemudian kepo bertanya kepada beliau: Mengapa beliau tidak pernah memakai sepatu dan hanya memakai sandal? Beliau menjawab bahwa kakinya sakit asam urat sehingga mata kakinya membengkak dan terasa sakit jika memakai sepatu. Nah di lain waktu (beberapa tahun kemudian) saya bertemu dengan beliau lagi karena kembali kami berpelayanan bersama di lingkup yang lebih luas ketika saya sudah berpindah pelayanan di Jemaat Surabaya, ternyata beliau sudah bisa memakai sepatu atau dengan kata lain berarti kaki beliau sudah sembuh dari asam urat. Maka sayapun bertanya lagi: Apakah sakit asam uratnya sudah sembuh? Dan beliau menjawab Sudah. Maka dengan penasaran saya bertanya lagi: Minum obat apa? (sambil mengingat bahwa ibu saya juga memiliki sakit asam urat yang cukup parah, siapa tahu obatnya juga cocok untuk ibu saya), dan penatua ini menjawab: BERDOA. Saya kemudian bertanya lagi dengan setengah tidak percaya atau tepatnya meragukan perkataannya (karena biasa anggota Jemaat GKI lebih rasional jawabannya) dan berkata: Yang bener pak? Dan Beliau mengatakan: Pendeta kok nggak percaya “DOA”.  Sayapun tersentak dan terdiam dengan tentu agak malu mendengar perkataan yang mungkin tidak biasa diucapkan oleh “anggota Jemaat GKI” itu.
 
(Cerita saya ini bisa dihentikan sampai di sini saja), meskipun sebenarnya ada kelanjutannya yang lebih panjang karena kemudian saya menerapkan “RESEP” itu untuk saya sendiri yang alergi makan ayam potong, dimasak apapun, dan ternyata setelah berdoa saya sempat sembuh alias berhasil. Dan rekan-rekan pelayanan di lingkup yang lebih luas (termasuk seorang rekan pendeta) yang tahu saya alergi kalau makan ayam potong ketika melihat saya sudah sembuh sempat bertanya seperti saya dulu: Minum obat apa? Dan ketika saya berkata: Berdoa. Eh dia tertawa dan saya menjawab seperti rekan penatua itu: Pendeta kok tidak percaya doa. Nah rekan lain yang mendengar perkataan saya itu ikut tertawa.”

Pdt. Yudhi Kristanto menyapa kita lagi  dlm SG-GKI hari Selasa 22 Okt 2024. Rekan Yudhi, selamat menyongsong 25 tahun usia pelayanan selaku pendeta GKI. Tuhan tetap memberkati hidup dan pelayananmu. Jangan lupa BERDOA. 
(Awalan dari catatan terdahulu yg disunting oleh Ronny N., sharing Pdt.Yudhi, video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dr kantor Sinode GKI)