Sapaan Gembala - Laku Hidup

Kamis, 05 September 2024 oleh Pdt. Natanael Sigit Wirastanto

Nama depannya serupa dengan nama belakang saya, dia adalah Pdt. Natanael Sigit Wirastanto, pendeta GKI yang berbasis pelayanan di GKI Krian. Pdt yang gemar bermusik ini berbagi keprihatinannya: ”Banyak yang menilai saya sebagai pendeta yang "rewel" soal musik gereja. Ya nggak apa-apa sih dinilai begitu. Tapi semua itu ada alasannya, salah satunya ini: Masih teringat dalam ingatan saya, ketika suatu hari saya berkunjung ke rumah seorang ibu tua penjual nasi pecel. Dia bercerita bahwa dari usahanya berjualan nasi pecel, keuntungannya bukan hanya untuk makan, namun disisihkan juga untuk persembahan dan ongkos naik angkutan ke gereja, pergi pulang. Sungguh sebuah pengorbanan tulus.

Terbayang tidak, jika umat pergi beribadah Minggu dengan 'pengorbanannya' masing-masing, rindu mendapatkan sentuhan rohani dalam pergumulan pribadinya, namun ibadah tidak dipersiapkan dengan baik? Para pelayan ibadah kurang persiapan, musiknya tidak memperhatikan kaidah musik gereja dan -maaf- asal main yang kadang dihantam saja dengan "dung cek dung cek" pasti membuat ibadah menjadi kering, dan umat yang rindu mendapat sapaan dan sentuhan spiritual (salah satunya ibu tadi) melalui nyanyian, tidak akan mendapatkannya. 

Jadi...yuk kita bangun peribadahan Minggu dengan serius sungguh-sungguh, agar umat merasakan sapaan dan sentuhan spiritual. Bukankah ibadah Minggu juga terdapat unsur pastoral? Ibadah harus menyapa umat!”

Pdt. Natanael Sigit Wirastanto menyapa kita dalam SG-GKI hari Kamis 5 September 2024. (Bahan intro dr catatan Pdt. Sigit, awalan oleh Ronny N., video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dr kantor Sinode GKI)