Kader GKI ini bernama Kezia Annora Tassayu. Kezia dilahirkan di Gresik, 6 Maret 2000 sebagai anak ke-1 dari 3 bersaudara dlm keluarga pasutri Eddy Birmawedi dan Ana Rahayuningsih. Kezia menempuh pendidikan dasar sampai dengan menengah atas di kota kelahirannya. Dia baru keluar Gresik ketika menempuh studi teologi di Fakultas Teologi UKDW, Yogyakarta (Angkatan 2018).
Ini catatan Kezia tentang dirinya:
”Betul bahwa nama saya memiliki apostrophe symbol yaitu Tassayu’ hehehe. Sampai hari ini, nama saya masih sering lupa diberi apostrophe symbol dan hanya menggunakan satu huruf N di Annora dan satu huruf S di Tassayu (Kezia Anora Tasayu). Ndakpapa, yang penting masih bisa dibaca. Tassayu’ adalah family name (marga) dari keluarga papa. Papa keturunan Toraja, Sulawesi Selatan yang numpang lahir di Malang lalu di bawa pulang ke Tanah Toraja. Pindah ke Gresik sejak kelas 4 SD sampai bekerja. Sementara Mama keturunan Jawa dan numpang lahir di Kediri lalu TK-SMP di Bondowoso dan melanjutkan ke SPK hingga bekerja di Gresik. Kalau kami ketiga anaknya, lahir dan besar di Gresik tetapi nggak begitu fasih bahasa Jawa ataupun Toraja.
Kalau ditanya kenapa mau masuk teologi dan jadi pendeta yang saya ingat dan singkatnya, sedari kecil saya suka berelasi dengan banyak orang dan saya juga aktif di Sekolah Minggu hingga Komisi Pemuda Remaja. Di masa saya bergumul untuk masuk sekolah teologi, Allah memperjumpakan saya dengan teman-teman yang bertato, yang merokok, yang suka ke warung kopi dan pulang subuh karena kala itu belum ada coffeshop jaman now, yang jarang ke gereja, yang bermacam cara bergaulnya, yang sakit hati dengan persekutuan, yang broken home, yang relasinya tidak baik dengan orangtua, yang punya pasangan beda agama dan sebagainya. Lalu sampailah saya pada sebuah pertanyaan “Gimana ya gereja bisa menampung dan menerima semua orang bahkan mereka yang dipandang sebelah mata?” Tentu kalimatnya tidak begitu karena saya masih anak SMP yang baru masuk SMA. Disitulah saya meyakinkan diri untuk “mari menghadirkan ruang yang menyatukan setiap ciptaan Allah dengan segala bentuknya”. Nampaknya, perjalanan sejak saat itu hingga hari ini yang membuat saya tertarik terhadap topik-topik yang berupaya menyediakan ruang bagi mereka yang di asingkan.”
Mari sambut sapaan Kezia, kader GKI, yang sedang menjalani Praktik Jemaat II di GKI Perumnas, Tangerang (6 April - 6 Agustus 2024). (Bahan intro dr catatan Kezia, disunting oleh Ronny N, video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dr kantor Sinode GKI)