Namanya Yosafat Satriavi Yudistira. Anak dari pasutri Lahim dan Anik Trisnawati ini numpang lahir di Indramayu (29 Maret 1988), namun bertumbuh dan besar di Jatibarang. Yosafat menyelesaikan pendidikan dasar sampai dengan menengah atas di Jatibarang. Ia studi teologi di Fakultas Teologi UKDW Yogyakarta (angkatan 2019).
Yosafat bercerita tentang dirinya: ”Papah orang Jatibarang (asli cina Jatibarang), mama orang Klaten (asli jawa klaten). Mereka bertemu di Jatibarang dan menikah di Jatibarang. Jadi saya terlahir dari suku ciwa (cina jawa), tapi asli wong jatibarang. Saya menjadi tenaga bantu bidang musik di GKI Jatibarang selama 4 tahun sejak lulus SMA (tahun 2015-2019) sebelum memutuskan utk studi teologi.
Keputusan untuk studi teologi berangkat dari pengalaman pelayanan yang saya lakukan. Selama menjadi tenaga bantu bidang musik saya cukup intens dlm pelayanan di gereja. Pada saat itu yang menjadi pendeta jemaat adalah Pdt. Rahmadi Putra. Nah, Pdt. Rahmadi Putra, biasa saya memanggilnya Boksu, sering mengajak saya untuk melayani. Seperti perlawatan, pelayanan konsistorium, pelayanan kedukaan. Pelayanan seorang pendeta yang benar-benar tidak mengenal waktu itu disaat ada yang meninggal. Meninggal subuh ya saat itu juga harus hadir ke rumah duka/rumah sakit. Puji Tuhan saya memiliki pengalaman itu. Dari pengalaman pelayanan-pelayanan tersebut muncul ketertarikan/keterpanggilan untuk studi teologi dan menjadi seorang Pendeta.
Pengalaman Stage di Karangsaru menjadi pengalaman yang cukup berkesan karena saya mendapatkan mentor yang memiliki bidang minat yang sama yaitu Musik dan Liturgi. Beliau adalah Pdt. Angga Prasetya. Bersyukur juga relasi tidak hanya sampai selesai stage, tetapi sampai saat ini masih berelasi dan berkomunikasi dengan baik.”
Mari sambut sapaan Yosafat yang sedang menjalani Praktek Jemaat ke-2 di GKI Kosambi Baru dlm SG-GKI hari Kamis 18 Juli 2024. (Bahan intro catatan Yosafat, disunting oleh Ronny N., video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dr kantor Sinode GKI)