Sapaan Gembala - Bisakah Orang Baik Masuk Surga?

Kamis, 20 Juni 2024 oleh Pdt. Lukman Sitorus

Awalnya adalah kerinduan beberapa saudara anggota Jemaat GKI Pinangsia dan GKI Bungur di Jakarta, yakni Sdr. Tjeng Oen Tek, Sdr. Gan Kong Peng, dan Sdr. Tjoe It Hong yang terpanggil untuk mengabarkan Injil kepada orang-orang Hokkian di Sukabumi. Lalu bertumbuh menjadi Gereja Kristen Penginjil yang dilayani oleh Pdt. Chang Guan Hong. Pada bulan April 1973 berhasil membeli sebidang tanah dan bangunan tua sebagai tempat yang permanen untuk tempat ibadah, inilah tempat dimana gedung gereja sekarang berada yaitu di Jl. Ir. H. Juanda no. 17. Sukabumi. Saat itu Gereja Kristen Penginjil Sukabumi belum menjadi bagian dari GKI.

Dalam perkembangannya, sesudah diadakan penjajakan dengan BPMK GKI Klasis Priangan, disetujuilah oleh pengurus pusat Gereja Kristen Penginjil di Bandung bahwa Gereja Kristen Penginjil Sukabumi bergabung dengan Sinode GKI Jabar dan menjadi bagian dari Klasis Priangan. Kesepakatan ini diambil pada tanggal 27 Oktober 1990. Tanggal 17 Maret 1991 statusnya menjadi Bakal Jemaat GKI Penginjil Sukabumi dibawah pembinaan GKI Hok Im Tong Bandung. Sesudah mendapat bimbingan dan pembinaan selama lebih dari dua tahun, pada tanggal 31 Agustus 1993 dilembagakan menjadi Jemaat dewasa yaitu GKI Penginjil Sukabumi. 

Pdt.Lukman Sitorus yang akan menemani kita dalam SG-GKI hari Kamis, 20 Juni 2024 adalah yang sekarang melayani sebagai pendeta Jemaat GKI Penginjil Sukabumi. 
Pdt. Lukman berbagi cerita dengan kita: ”Saya sedang menjalani cuti sabatikal, dari bulan April- Juli 2024 (menurut Tager-Talak GKI yang namanya cuti sabatikal atau cuti besar 10 tahun sekali durasinya 3 bulan, tapi Pdt. Lukman rupanya dapat bonus sehingga bisa 4 bulan). Biasanya cuti sabatikal pendeta dipakai untuk masuk kampus, atau keliling pelayanan ke daerah-daerah. Namun saya mengambil cuti sabatikal dengan melayani di GKI Harapan Indah Bekasi. Banyak yang bertanya kok cuti sabatikal malah sibuk melayani? Ternyata dengan cuti sabatikal yang saya jalani ini saya merasakan kesegaran pelayanan. Dengan bertemu dan berinteraksi dengan jemaat jemaat yang baru ternyata semangat pelayanan saya malah terbangkitkan kembali. Antusias jemaat untuk belajar Firman Tuhan menimbulkan semangat baru untuk melakukan yang terbaik untuk jemaat. Satu kali sopir GKI HI bertanyak pada saya, pak pendeta,  biasanya yang praktek pelayan jemaat itu adalah calon calon pendeta, kenapa pak Pendeta malah praktek pelayanan ya? Ha ha ha saya tertawa menjawab baru kali ini ada pendeta yang praktek pelayanan jemaat. Ternyata suasana Gereja dan Jemaat yg berbeda justru bisa menyegarkan pelayanan saya.” 

(Bahan intro dari catatan terdahulu yg disunting oleh Ronny N., sharing Pdt. Lukman, video diedit dan diunggah oleh sdr.Sigit dr kantor Sinode GKI)