Tanggal 2 Mei kemarin kita baru saja merayakan hari Pendidikan Nasional. Alasan kenapa tanggal 2 Mei adalah karena tanggal itu merupakan tanggal kelahiran tokoh pendidikan nasional yang juga merupakan Menteri Pengajaran Indonesia yang pertama, Ki Hajar Dewantara. Beliau menjadi sosok yang sangat berpengaruh bagi perjalanan pendidikan di Indonesia. Melalui perjuangannya, pendidikan tidak lagi sebatas untuk orang Belanda melainkan juga dikecap oleh rakyat Indonesia. Sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta, yang diberi nama Taman Siswa merupakan buah dari perjuangannya. Sekolah ini merupakan bentuk kasihnya bagi bangsa Indonesia. Dalam hal ini penjajahan dilawannya bukan dengan kekerasan atau bambu runcing, melainkan melalui jalur pendidikan dan kebudayaan.
Bukan hanya Ki Hajar Dewantara yang menyatakan kasihnya bagi bangsa Indonesia. Sebagai pengikut Kristus kita juga dipanggil untuk menyatakan kasih bagi bangsa ini bahkan bagi dunia. Bukankah Sang Guru Agung, Yesus Kristus dalam pengajaran-Nya berulang-ulang menekankan kasih. Dalam Injil Yohanes 15:12, Yesus memerintahkan para murid agar saling mengasihi. Artinya ada tindakan yang terus menerus dilakukan secara bersama. Dengan kata lain kasih bukan hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu kepada orang atau kelompok tertentu, namun dilakukan oleh kita semua dan kepada semua orang tanpa pilih kasih. Tentu saja ada banyak ekspresi kasih yang dapat dilakukan dengan ragam bentuk dan kreativitas.
Mengingat apa yang diperintahkan oleh Kristus juga perjuangan yang telah dilakukan oleh sang bapak pendidikan, Ki Hajar Dewantara, sebagai komunitas kasih, GKI Gresik berusaha menghadirkan kasih secara nyata melalui pendidikan. Di tengah konteks Kabupaten Gresik, kita (GKI Gresik) melahirkan Yayasan Genta Kenosis Indonesia yang di dalamnya ada sekolah KB-TK Gita Kasih Indonesia. GKI Gresik sadar bahwa kasih Allah tidak boleh terbatas oleh ritual-ritual keagamaan, melainkan juga melalui pendidikan. Melalui sekolah ini, kiranya kasih Allah boleh dapat dirasakan oleh semua orang sehingga mereka boleh hidup dengan terus menghasilkan buah kasih.
Tidak semua dari kita adalah anggota Yayasan Gita Kasih. Juga tidak semua dari kita adalah guru-guru KB-TK GKI. Namun, bukan berarti kita tidak punya peran. Kita punya peran yaitu mendukung sekolah yang Tuhan telah percayakan ini melalui DOA, TENAGA, PIKIRAN juga yang tidak kalah penting DANA! Mari saling mengasihi di dalam dunia pendidikan. Tuhan mengasihi kita semua!
Pdt. Fo Era Era Gea